Rabu, 02 Januari 2013

Islam bukan Teroris



Tentunya sebagai Islam Anda tidak akan pernah
setuju jika terorisme dikaitkan dengan Islam.

Mari kita bersama belajar dari masa lalu,bahwa peran islam sangat tinggi dalam proses perjuangan demi Repulik Indonesia tercinta ini.
Sejak awal sejarah perjuangan melawan penjajah digerakkan oleh komunitas Muslim dapat menjadi yang pertama-tama ditelusuri melalui mengusir Portugis Adipati Unus oleh penjajah Portugis untuk yang menduduki Malaka. Sejak itu, siswa sekolah Islam berasrama (santri) selalu berjuang keras melawan penjajah dari menjarah otoritas politik kita, mengambil sumber daya alam kita, dan menjajah kepulauan bangsa kita.
Sementara siswa sekolah non Islam asrama lebih kooperatif dengan penjajah seperti Portugis, Belanda, Inggris, atau Jepang. Mereka menjadi ambtenaars, tentara dibayar, atau petugas militer. Bagi mereka, tidak ada manfaat untuk melawan penjajah Belanda, apalagi mereka sangat diuntungkan secara ekonomi, politik dan sosial. Untuk itu, telah ada hampir tidak melawan penjajah yang dilakukan oleh kelompok mereka. Sebaliknya, semua perkelahian melawan penjajah dilakukan oleh siswa sekolah asrama Islam.

Seperti pada buku sejarah Indonesia,hal ini diakui oleh aktivis dan sejarawan, yaitu Dr Douwes Dekker atau Setiabudi mengatakan bahwa jika tidak ada Islam di Indonesia, negara akan hilang dari nusantara karena serangan besar-besaran kredo Barat. Nah, kebangsaan akan tetap di Indonesia tapi itu tidak asli lagi karena mereka netherlandized atau kebarat-baratan.

Apalagi ada Gerakan Kristenisasi Belanda Politik yang berusaha keras untuk membuat Kekristenan menjadi agama dominan untuk mendukung sistem kolonial. Dengan alasan jika Islam dapat berkembang dengan baik, keberadaan kolonialisme akan terancam. Islam akan selalu menentang sistem kolonial yang tidak adil dan menindas.

Islam juga berjuang keras untuk menjaga identitas nasional, sehingga tidak mudah untuk ditaklukkan netherlandized atau. Itulah sebabnya kebangsaan Indonesia dan identitas masih ada ketika siswa sekolah asrama Islam ditempatkan sebagai jangkar nasionalisme.
Dari sini kita sudah bisa memahami,kalau islam bukanlah kelompok Radikalisme.kalaupun ada perlawanan itu sebagai rasa tidak puas dari suatu keputusan individu kelompok tertentu.Apalagi dengan adanya kejadian bom bunuh diri dengan sangat mudahnya orang mengklaim itu tindakan teroris Islam.
Kita tidak bisa memungkiri itu,karena memang kenyataannya pelakunya adalah orang islam walaupun yang Notabene hanya Islam KTP.Kesimpulannya Islam akhir-akhir ini di bajak oleh kelompok tertentu yang tidak bertanggunjawab.” Teroris bukan Islam dan Islam bukan Teroris“ .

Pembaca inilah uraian singkat dari nurani saya yang merasa Islam selalu di Dzolimi.
Mudah-mudahan kita selalu di jauhkan dari perbuatan Angkara murka yang mengorbankan orang-orang tidak bersalah.Dan selalu diberi kekuatan Iman Oleh Allah Swt,Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar